BERITA DAERAH
Kota Payakumbuh
RPH Bantuan Spanyol belum Beroperasi
Padang Ekspres • Berita Teknologi • Sabtu, 03/08/2013 13:18 WIB • Redaksi • 104 klik
Payakumbuh, Padek—Mesin potong hewan di rumah potong hewan (RPH) modern Payakumbuh, sudah ada di Kelurahan Kotopanjang Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur, sejak awal tahun lalu. Namun, pengoperasiannya yang direncanakan tahun ini terkendala dengan alasan teknis belum siap.
Untuk itu, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim yang meninjau RPH itu Selasa (30/7), mendesak Kepala Dinas Peternakan Sumbar Edwardi, untuk menuntaskan persoalan tersebut sehingga RPH bisa beroperasi. ”Saya minta Dinas Peternakan Sumbar segera menyelesaikaikan seluruh kendala yang terjadi. Agar RPH modern ini bisa beroperasi sebagaimana diharapkan,” tegas Muslim Kasim saat mengunjungi RPH dalam kegiatan Tim Safari Ramadhan (TSR) ke Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh.
Saat berkunjung ke gedung RPH bernilai Rp27 miliar itu, Wagub didampingi Wakil Wali Kota Payakumbuh Suwandel Muchtar, Sekko Benni Warlis, dan Kadis Pertanian Mediar Indra serta Kepala UPTD RPH Efdal Kavri.
Muslim Kasim menjelaskan, program yang dirancang pemprov bekerja sama dengan pemerintah Spanyol tersebut, terlambat beroperasinya karena alasan teknis dari Spanyol.
Menurut informasi dari Kementerian Pertanian RI, persoalan ini telah diambil alih perusahaan yang dipercaya dari Jakarta. “Mudah-mudahan kendala yang timbul antara Spanyol dengan pihak pabrik bisa teratasi dan insya Allah September nanti sudah selesai. Saya akan bicarakan kerja sama ini hingga tuntas,” tukas Wagub.
Wagub berharap, sedari dini Pemko Payakumbuh memotivasi warganya untuk lebih produktif beternak sapi. Persoalannya, RPH ini ditargetkan memotong hewan sebanyak 20 ribu ekor per tahun. Daging yang sudah dikemas dan dipeking di RPH akan dipasok ke pasar internasional, seperti negara tetangga, selain untuk kebutuhan dalam negeri.
Usai meninjau RPH, Wagub Muslim Kasim dan rombongan dibawa Wawako Suwandel Muchtar melewati kawasan Bukik Patah Sembilan Padang Alai, Payakumbuh Timur, sepanjang 4 kilometer yang disiapkan sebagai kawasan agropolitan dan peternakan sapi di Payakumbuh. (frv)
[ Red/Administrator ]
Sumber : http://padangekspres.co.id/
12 Agustus 2013 | 00:50 wib
RPH Khusus Kambing Tanah Abang Ikut Digusur
JAKARTA, suaramerdeka.com - Tidak hanya pedagang kaki lima (PKL) pasar Tanah Abang yang ditertibkan, Rumah Potong Hewan (RPH) khusus kambing juga kena gusur hari ini, Minggu (11/8).
RPH yang jadi ikon Tanah Abang ini konon berdiri sejak abad 19 dan terletak di blok G kawasan tersebut. Keberadaan sebagian bangunan RPH memakan akses jalan di blok tersebut, sehingga ikut kena penertiban.
Tempat pemotongan hewan khusus kambing itu ditinggalkan pengelola intinya yaitu BUMD PD Dharma Jaya pada tanggal 15 Mei lalu. Dalam surat resmi yang dikeluarkan perusahaan itu menyebutkan, pemberhentian kegiatan RPH dilakukan karena keberadaannya tidak memenuhi ketentuan, yaitu berada di tengah kota.
Sejak ditingalkan, kegiatan RPH diambil alih oleh tokoh setempat. Ali Djawas, Koordinator Pedagang dan RPH tanah abang yang menjalankan roda usaha di tempat itu mengatakan, pengusuran dilakukan setelah ada kesepakatan dengan walikota Jakarta Pusat soal relokasi dan ganti rugi pada pekerja di RPH tersebut.
Sesuai kesepakatan, RPH itu akan direlokasi ke Jl. Sabeni, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Tempat itu disepakati karena masih satu daerah. "Pembicaraan alot banget, pak walikota tetap mau dibongkar semua, tapi akhirnya sepakat di Sabeni," ujarnya.
Ali mengatakan, Walikota Jakarta Pusat Saefullah menjanjikan pembangunan RPH baru akan selesai dalam dua bulan ke depan. Selama belum selesai, kegiatan RPH sebagian masih dilakukan. "Kami tidak motong, dia juga janji mau kasih dispensasi, bentuknya apa tidak tahu, mungkin pendapatan anak-anak mau diganti," ungkapnya.
Sebagai generasi ketiga pedagang dan pemotong kambing di RPH tersebut, Ali mengaku miris melihat penggusuran ini. Tempat yang diyakininya menjadi Ikon pasar Tanah Abang sejak lama kini hancur dihantam buldoser dinas pekerjaan umum pemprov DKI Jakarta. "Ini tempat bersejarah, saya sudah bilang ke pak walikota, tapi masih tetap saja [tidak digubris]," cetusnya.
Besok, Senin 12 Agustus dirinya mengatakan akan bertemu dengan Walikota Jakpus untuk membicarakan mengenai dispensasi dan relokasi. Dia berharap dapat kompensasi yang adil dari pemerintah.( vvn / CN34 )
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/
0 komentar:
Posting Komentar